widgets

Kamis, 28 November 2013

HARI GURU NASIONAL

Selamat hari guru nasional 25 Desember 2013 untuk guru- guru kami di SMA N. 1 Sibolga

Situasi saat hari guru di SMA N. 1Sibolga 
Acara salam-salaman dalam memperingati hari guru



Foto bersama dengan guru-guru di SMA N. 1 Sibolga




HAPPY TEACHER DAYS For Ibu Roma Simangunsong


Kebersamaan kelas  XI IPA-4 dengan wali kelas Ibu Roma Simangunsong

  Acara potong kue

Foto dengan wali kelas

Siswa-siswi kelas XI IPA-4

Senin, 18 November 2013

MENGENAL PARAGRAF DEDUKTIF, INDUKTIF, DAN CAMPURAN

Untuk mengenali paragraf deduktif, induktif, dan campuran, kamu dapat memulainya dengan melihat letak kalimat topik dalam paragraf. Perhatikan contoh-contoh paragraf berikut yang dikutip dari buku Dale Carnegie, 1981!
Contoh 1
          Kritik adalah hal yang sia-sia. Hal ini karena kritik dapat melukai rasa kebanggaan seseorang, melukai perasaan bahwa seseorang,  bagaimanapun kondisinya dia adalah penting, dan dapat membangkitkan rasa benci. Kritik juga dapat menempatkan seseorang dalam posisi terpojok, terkalahkan, merasa tidak dihargai. Seseorang yang berada dalam posisi ini biasanya berusaha untuk mempertahankan diri.
          Pada contoh 1 kalimat 1 di atas, kalimat utama terletak pada awal paragraf. Pada setiap kalimat utama inilah termuat ide pokok paragraf. Dengan menempatkan kalimat utama pada awal paragraf, maka ide pokok ini akan mendapatkan penekanan dan dapat menarik perhatian pembaca.
 

Contoh 2
B.F. Skiner, seorang psikolog terkenal di dunia, membuktikan melalui pengalaman-pengalamannya bahwa seekor binatang yang diberi hadiah karena tingkah laku baik, akan belajar lebih cepat dan menyimpan apa yang dipelajarinya jauh lebih efektif, dibandingkan dengan seekor binatang yang dihukum karena bertingkah laku buruk. Studi-studi berikutnya juga menunjukkan bahwa hal yang sama juga berlaku pada manusia. Hal ini membuktikan bahwa dengan mengkritik, kita tidak membuat perubahan yang langgeng dan seringkali malah menimbulkan rasa benci.
  
Pada contoh 2, kalimat utama terletak pada akhir paragraf dan disebut paragraf induktif. 

Contoh 3
Rasa benci yang ditimbulkan oleh kritik dapat menurunkan semangat kerja dan tetap tidak memperbaiki situasi yang sudah dikritik. Hal ini pernah dialami oleh George B. Johnston dari Enid, Oklahoma, seorang koordinator keagamaan untuk sebuah perusahaan rakayasa. Salah satu dari tanggung jawabnya adalah memastikan bahwa para pekerja harus memakai topi pengaman pada saat mereka berada di tempat kerja lapangan. Dia akan melaporkan para pekerja yang tidak mamatuhi peraturan itu kepada atasannya dan menyampaikan secara panjang lebar bahwa aturan itu harus ditegakkan. Hasilnya, dia mendapat penerimaan yang tidak simpatik dari para pekerja, dan mereka tetap menanggalkan topi mereka setelah dia pergi. Jadi jelaslah bahwa kritik tidak memperbaiki situasi bahkan menurunkan semangat kerja.

Pada contoh 3, kalimat utama terletak pada awal dan akhir paragraf dan disebut paragraf campuran.





TULANG AKSIAL

1)    Tulang –tulang tengkorak
Tulang-tulang tengkorak terdiri dari atas 28 buah tulang. Fungsinya sebagai pelindung organ tubuh  yang amat vital fungsinya, seperti otak, mata, dan telinga bagian dalam. Sebagian tulang lagi membentuk wajah, seperti tulang pipi, rahang atas dan bawah, tulang hidung, tulang dagu, dan lain-lain.

2)    Ruas –ruas tulang belakang
  Ruas –ruas tulang belakang (vertebrata) terdiri atas 33 buah ruas tulang. Tulang tersebut terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu ruas-ruas tulang leher (servical), ruas-ruas tulang pinggang (lumbal), ruas-ruas tulang sakrum, dan ruas-ruas tulang ekor  (koksigea).


Tulang leher terdiri atas 7 ruas tulang. Ruas teratas atau pertama adalah tulang atlas,  yang menghubungkan tulang belakang dengan tulang tengkorak. Sendi yang menghubungkan tulang atlas dengan tulang tengkorak disebut sendi atlas. Sendi itu memungkinkan gerakan kepala menggeleng ke kiri atau ke kanan , mengangguk ke depan, menengadah, serta berputar ke kiri dan ke kanan dengan wajah tetap menghadap ke depan. Tulang punggung terdiri atas 12 ruas. Pada sisi kiri dan kanannya melekat tulang-tulang rusuk. Tulang pinggang terdiri atas 5 ruas. Tulang sakrum terdiri atas  5 ruas dan tulang ekor terdiri atas 4 ruas tulang. Baik tulang sakrum maupun tulang ekor, tulang-tulangnya telah menyatu semenjak masa embrio.

3)    Tulang rusuk

Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang. Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang belakang. Tulang rusuk dibedakan atas tiga macam.
a)Tulang rusuk sejati berjumlah 7 pasang, bila ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang punggung, sedangkan ujung depannya melekat pada tulang dada.
b)Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang, bila ujung belakangnya melekat pada tulang rusuk diatasnya.
c)Tulang rusuk melayang berjumlah 2 pasang, bila ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya tidak melekat pada tulang manapun.



 4)   Tulang dada

Tulang dada beserta tulang rusuk dan tulang puggung membentuk didnding kuat yang melindungi alat-alat tubuh penting yang terdapat dalam rongga dada, seperti jantung dan paru-paru. Tulang dada terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala tulang dada, badan
tulang dada, dan tulang taju pedang. Pada kepala tulang dada melekat tulang selangka. Tulang selsangka ini menghubungkan tulang dada dengan taju paruh gagak dan tulang belikat.




Usaha



Usaha Yang Dilakukan oleh Gaya tetap
                Usaha yang dilakukan oleh gaya tetap (besar maupun arahnya) didefinisikan sebagai hasil perkalian antara perpindahan titik tangkapnya dengan komponen gaya pada arah perpindahan tersebut.
  
(a) seseorang menarik kotak pada bidang datar dengan tali membentuk sudut α terhadap horizontal, (b) gaya F membentuk sudut α terhadap perpindahan
Pada gambar menunjukkan gaya tarik pada sebuah benda yang terletak pada bidang horizontal hingga benda berpindah sejauh  sepanjang bidang. Jika gaya tarik terdebut dinyatakan dengan F maka gaya F membentuk sudut α terhadap arah perpindahan benda. Berapa usaha yang dilakukan oleh gaya F pada benda?
               Vektor gaya F diuraikan menjadi dua komponen yang saling tegak lurus. Salah satu komponen searah dengan dengan perpindahan benda dan komponen yang lain tegak lurus dengan arah perpindahan benda. Besar masing-masing komponen adalah F cos α dan F sin α. Dalam hal ini, yang melakukan usaha adalah komponen gaya F cos α. Besarnya usaha adalah
                                                     W = F s cos  α       ......................... (4.1)
                               
Komponen gaya F sin α dikatakan tidak melakukan usaha, sebab tidak ada usaha perpindahan ke arah komponen itu. Dari persamaan 4.1, dapat dikatakan tidak melakukan usaha, sebab tidak ada perpindahan ke arah komponen itu.
Dari persamaan 4.1, dapat dikatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh suatu gaya:
a.            Berbanding lurus dengan besarnya gaya;
b.            Berbanding lurus dengan perpindahan benda;
c.             Bergantung pada sudut antara arah gaya dan perpindahan benda.
Jika persamaan 4.1 ditinjau kembali, kita mendapatkan beberapa keadaan yang istimewa yang berhubungan dengan arah gaya dan perpindahan benda, yaitu sbb.
a.            Apabila α = 0° , berarti arah gaya sama atau berimpit dengan arah perpindahan benda dan cos  0° = 1, sehingga usaha yang dilakukan oleh gaya F dapat dinyatakan
                               
W =  F s cos 0°  
 W = F s



b.            Apabila α = 90° , berarti arah gaya F tegak lurus dengan arah perpindahan benda  dan cos 90° = 0. Sehingga, W = 0. Jadi, jika gaya F bekerja pada suatu benda dan arah gaya, dikatakan bahwa gaya itu tidak melakukan usaha.
c.             Apabila s = 0, berarti gaya tidak menyebabkan benda berpindah. Hal itu berarti W = 0. Jadi, meskipun ada gaya yang bekerja pada suatu benda, jika benda itu tidak berpindah, dikatakan bahwa gaya itu tidak melakukan usaha. Misalnya, Anda mendorong tembok, ternyata tembok tidak akan bergeser. Dalam hal itu, dikatakan bahwa Anda tidak melakukan usaha, meskipun Anda mengeluarkan energi,  sebab Anda tidak memindahkan tembok ke arah gaya yang anda berikan.